Duta Anti Narkoba Universitas Ciputra, Turut Serta dalam Operasi BNN di Madura
Berita Umum | 21 Juni 2025 14:04 wib
Terpilih sebagai Duta Anti Narkoba Universitas Ciputra Surabaya, Kezia Mirella Yung dari fakultas kedokteran membuktikan peran nyatanya dalam perang melawan narkotika. Tak hanya menjadi simbol kampanye, Kezia ikut serta dalam operasi pemusnahan narkoba di Madura bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk membongkar penyelundupan lebih dari 17 kilogram sabu dan ganja.
Perjalanan Kezia dimulai dengan mengikuti proses seleksi Duta Anti Narkoba di Universitas Ciputra. Mahasiswa dari berbagai jurusan disaring dan dipilih melalui berbagai tahapan seperti pembekalan public speaking, social media, materi P4GN, hingga pengabdian masyarakat ke panti asuhan. Ketika ditanya tentang motivasinya mengikuti seleksi tersebut, Kezia menjawab bahwa ia ingin menjadi ruang dan kesempatan bagi orang-orang di sekitarnya yang hampir atau mungkin sudah terjerumus ke dalam narkoba. "Supaya mereka bisa tahu gimana caranya supaya lepas dari sana," jelas Kezia.
Terlibat Langsung dalam Operasi BNN di Madura
Keterlibatan Kezia dalam operasi pemberantasan narkoba di Kabupaten Pamekasan, Madura, pada 4 Juni 2025 bukanlah sekadar upacara. Ia ikut memverifikasi barang bukti berupa 6,8 kg sabu-sabu serta 10,6 kg ganja menggunakan alat deteksi narkotika, dan bahkan ikut dalam proses pemusnahannya. Kezia sendiri menjelaskan bahwa operasi penangkapan lebih dari 17 kg narkoba ini adalah pencapaian yang besar, mengingat satu kilogram saja bisa dipakai oleh banyak orang untuk waktu yang sangat lama.
Dalam perjalanan kembali dari lokasi acara, tim BNN juga melakukan penangkapan terhadap pengguna narkoba lainnya. Satu hal yang Kezia sadari dan benar-benar mengubah perspektifnya tentang narkotika adalah usia para pengguna yang masih sangat muda. "Kayak, mereka benar-benar masih kecil banget," ujar Kezia. Menurutnya, hal itu menguatkan alasan mengapa BNN menarget sindikat besar, bukan hanya pengguna biasa. Tekad BNN dibuktikan oleh pencapaian mereka berupa penyitaan dua ton sabu di Batam pada Mei 2025, terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Refleksi dari Pengalaman Berharga
Selama mengikuti operasi BNN di Madura, Kezia mendapatkan banyak pengalaman berharga yang membuatnya tidak berhenti berefleksi. Pertama adalah pengalaman langsung memegang barang bukti narkotika, yang menyadarkan Kezia akan bahaya yang nyaris tak terlihat. "Bentuknya mirip banget seperti bahan dapur biasa," jelas mahasiswi Universitas Ciputra tersebut. Ia menggambarkan bagaimana orang-orang dapat dengan begitu mudah memakai dan terjerumus ke dalam narkoba. "Jadi harus bisa pintar bedain," lanjutnya.
Kezia juga menyampaikan keprihatinannya melihat banyak anak muda dengan potensi tinggi yang seharusnya bisa mencapai hal-hal besar namun akhirnya malah terjebak dalam dunia narkoba. "Mereka terjerumus ke dalam kenikmatan yang seharusnya bisa didapatkan dari kegiatan yang lebih sehat dan produktif, seperti olahraga," sesalnya.
Membawa Perubahan ke Lingkungan Kampus dan Sekitar
Sepulang dari Madura, Kezia bertekad membawa semangat kampanye ini ke ranah yang lebih luas, khususnya di lingkungan mahasiswa. Saran yang ia berikan adalah pendekatan edukasi narkoba yang lebih tersegmentasi, dengan gaya komunikasi yang cocok untuk anak muda dan berbasis pada realita. "Semua orang tahu kalau narkoba itu bahaya," jelas Kezia. Namun, menurutnya, masih tidak banyak orang yang benar-benar paham bagaimana narkoba dapat menjalar di berbagai sektor kehidupan, mulai dari ekonomi hingga kesenian.
Sebagai penutup, Kezia menceritakan tentang banyaknya anggota tim dalam operasi ini yang anggota keluarganya pernah terjerumus dalam narkoba, serta bagaimana hal tersebut menjadi penyesalan-penyesalan terbesar mereka. "Setiap orang kan punya mimpinya masing-masing sebenarnya, jangan sampai hanya karena mau coba-coba, mau senang-senang, mereka kehilangan kesempatan itu," pesannya sebagai Duta Anti Narkoba Universitas Ciputra.
Penulis : UKM Balawarta